“Ancaman Resesi, apakah Indonesia tahan banting ?”

Resesi ekonomi adalah sebuah penurunan perkembangan perekonomian suatu bangsa. Ada Indikator tertentu apakah negara mengalami resesi atau tidak. Ada 5 indikator yaitu:

  1. Dilihat dari sisi pertumbuhan ekonomi yang mulai melambat atau merosot.
  2. Rasio produksi atau konsumsi yang bermasalah.
  3. Pengangguran meningkat.
  4. Terjadi Inflasi atau Deflasi.
  5. Nilai Impor jauh dibawah Ekspor.

Ancaman resesi kian nyata setelah pertumbuhan ekonomi Indonesia di kuartal II-2020 minus 5,32%. Para ekonom pun menilai resesi tak terelakkan, yang artinya kontraksi ekonomi di kuartal III bakal jadi kenyataan. Untuk menghadapi ancaman itu, masyarakat disarankan menyiapkan uang tunai atau dana likuid sebagai upaya mempersiapkan diri.
Pemberitaan beberapa hari ini tentang resesi yang dihadapi Singapura membuat begitu banyak kalangan khususnya pelaku usaha Indonesia khawatir akan dampaknya bagi Indonesia, karena Singapura merupakan negara tetangga yang memiliki pengaruh besar terhadap perkembangan ekonomi Indonesia. Bahkan beberapa kalangan dan pengamat mengatakan bahwa kemungkinan Indonesia akan jatuh ke jurang “resesi”. Dua krisis yang dialami Indonesia tahun ini yaitu krisis ekonomi dan kesehatan bisa jadi berdampak pada kondisi yang lebih parah dari tahun 1998. Jika krisis ekonomi berlangsung lebih dari 6 bulan di Indonesia, dampak yang paling terasa adalah prediksi jumlah angka kemiskinan meningkat menjadi 2 kali dari jumlah yang ada saat ini. Karena hingga Juni ini prediksi pertumbuhan Indonesia di titik minus 4. Kondisi ini akan semakin memberatkan bagi pemerintah Indonesia, sehingga kita tidak bisa membandingkan angka dengan angka antara Indonesia dengan negara lain terutama negara maju seperti Singapura.
Saat ini Indonesia sedang dihadapkan oleh resesi ekonomi dengan acuan perbandingan tahun 2019 dengan 2020 atau sesama tahun 2020 dibandingkan dengan kuartal sebelumnya. Rasio produksi di Indonesia saat ini sedang bermasalah karena produksi mengalami penurunan demikan dengan konsumsi yang juga mengalami penurunan. Berdasarkan data terbaru bahwa belanja masyarakat mengalami penurunan yg sangat signifikan dikarenakan masyarakat sangat berhati hati untuk membelanjakan uangnya atau memang masyarakat saat ini tidak memiliki uang untuk memenuhi kebutuhannya dan membuktikan bahwa di Indonesia kini sedang mengalami resesi ekonomi. Terjadi PHK yang dilakukan oleh beberapa perusahaan yang menyebabkan banyak pengangguran. Seberapa besar pertumbuhan ekonomi suatu negara jika tidak dapat mengurangi pengangguran maka apalah gunanya karena tujuan pembangunan yang dilakukan oleh negara itu untuk kemakmuran dan kesejahteraan masyarakatnya. Jika tidak dapat mengurangi pengangguran maka apalah gunanya pertumbuhan itu. Dan saat ini di Indonesia terjadi peningkatan angka pengangguran. Ancaman resesi ekonomi saat ini yang sudah mulai menghantui di depan mata kita. Apakah bisa tahan banting atau tidak? Dapat diketahui dari:

Membandingkan dengan kejadian-kejadian masa lalu yang pernah fatal dalam 20 tahun belakangan contohnya seperti krisis moneter 1998. Nilai tukar rupiah saat itu anjlok mencapai 18.000.

Jika dilihat dari sisi hutang pada saat kondisi krisis moneter 1998 hutang Indonesia ke luar negeri sekitar 400 triliun rupiah dengan nilai tukar rupiah dengan dolar sebesar 18.000 per USD. Hutang Indonesia saat ini sekitar 4.600 triliun rupiah.

Dari sisi ketahanan infrastruktur keuangan pada tahun 1998 masalah kepercayaan masyarakat terutama pada isu isu korupsi saat pemerintahan bapak Soeharto. Ketika krisis saat itu pemerintah goyah dari pengusaha sampai perbankan nya ikut hancur. Kalau saat ini Indonesia sudah mulai berbenah dengan pengawasan yang sangat ketat di sektor keuangan dengan dibentuknya OJK yang bermitra dengan BI, ada Kementrian Keuangan. Kalau dulu semua itu milik pemerinta tetapi sekarang berbeda karena ada independensi sehingga tidak bisa suatu sektor perbankan besar diarahkan atau dikendalikan oleh penguasa maka sekarang yang berlaku adalah pasar dan dalam pengawasannya OJK berperan sangat dominan sehingga untuk terjadi kasus selerti dulu karena pengawasanya sangat ketat. Jadi kalau dari sektor keuangan lebih aman sekarang.

Pada tahun 1998 kondisi politik masyarakat sudah muak dikarenakan kesehatan presiden yg kian memburuk dan timbul pergerakan reformasi yang luar biasa sehingga selesai juga kepercayaan publik terhadap pemerintah terutama pada presiden sehingga saat itu tuntutannya yaitu ganti pemerintahan. Perbedaannya dengan sekarang pemerintahan masih berimbang. Kondisi kondisi inilah yang membedakan krisis 1998 walaupun hanya hutangnya tidak sebesar sekarang karena memang dibesar besarkan untuk pergantian pemerintahan adapun yang sekarang tidak demikian adanya oleh karena itu pemerintah didukung oleh mayoritas legislatif yudikatifnya sehingga pemerintah bisa menerapkan kebijakan kebijakannya seperti pemberian bansos. Sejauh mungkin jika pemerintah masih diberikan kepercayaan dari legislatif dan yudikatif maka kebijakan pemerintah akan di dukung. Dan inilah perbedaan krisis 1998 dan krisis sekarang.
Untuk kebijakan pemerintah untuk penyelamatan ekonomi seperti bansos digunakan untuk menarik daya beli masyarakat agar resesi ekonomi tidak tinggi.

Referensi
Vadhia Lidyana, (2020, Agustus 08), “ DetikFinance

Trismayarni Elen, (2020, Juli 23)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *