“Mampukah Ekonomi Islam menjadi masa depan dan cita-cita pertumbuhan Ekonomi Indonesia usai wabah Covid-19 ?

Nabi Muhammad SAW, dalam haditsnya yang diriwayatkan oleh Imam Muslim:
أنتم أعلم بأمور دنياكم
Artinya : Kalian lebih tau urusan dunia kalian
Dalam keadaan dan situasi seperti saat inisangat perlu kita mentadabburi qaul tersebut lebih dalam lagi yaitu : apa yang menjadi penyebab datangnya covid-19 ini secara rasional maupun spiritual hingga menyeluruh tanpa pandang bulu? Dengan mentadaburi sudahkah kita bertakwa terhadap Allah SWT tanpa adanya unsur manipulasi? Dan sudahkah kita mengkoreksi perbuatan apa yang telah kita lakukan hari ini yang mungkin menjadi penyebab terhadap apa yang menjadi akibat pada esok hari dan masa depan peradaban manusia? Maka selanjutnya muncullah pertanyaan, Ekonomi Islam selama ini kita anggap sebagai apa? Sebagai badan (lembaga) kah? Sebagai sistemkah? Sebagai tangga karir kah? Ataukah sebagai roh itu sendiri?
Klaus Schwab, Ketua Eksekutif Forum Ekonomi Dunia (World Economic Forum) di dalam bukunya Revolusi Industri Keempat menyatakan setidaknya akan ada 2 perubahan yang signifikan dari aspek ekonomi pada tahap revolusi industri keempat ini, yaitu pertumbuhan dan lapangan pekerjaan, yang mana hal itu semua pastilah didukung dan menuju tujuan utamanya yaitu UANG. Dan diperjelas Frassminggi Kamasa The Age Of Deception, buku yang menjelaskan kejamnya Riba sebagai alat penindas bagi mereka yang berkuasa, maka jangan heran, negara adidaya yang dengan kekuasaannya tersebut senantiasa menjadi rebutan oleh negara lain yang ingin menjadi penguasa juga, karena mereka tau dengan menjadi negara adidaya, mereka akan menguasai segala hal terutama dengan senjata utamanya yaitu UANG, yang tidak bisa kita elakkan merupakan salah satu unsur terpenting didalam perekonomian abad ini.
Mahasiswa Akuntansi Universitas Nusa Putra Sukabumi. Menurut dari hasil kajiannya, pertumbuhan ekonomi Indonesia mengalami perlambatan karena berbagai faktor, seperti penurunan kinerja ekspor impor, konsumsi rumah tangga yang masih tumbuh tinggi dan investasi yang tumbuh melambat. Sehingga Pertumbuhan ekonomi juga berdampak pada ketidakpastian yang sangat tinggi dan menurunkan kinerja pasar keuangan global.
Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (Indef), Bhima Yudhistira Adhinegara menjelaskan beberapa alasan mengapa Indonesia rentan masuk dalam krisis ekonomi, yaitu :

  1. Pertumbuhan ekonomi Indonesia mengalami perlambatan yang cukup tajam
  2. Terkait aliran modal keluar sepanjang enam bulan terakhir
  3. Indonesia makin rentan terpapar kepanikan pasar keuangan global
    Sedangkan Faktor utama yang memiliki peran terhadap pembangunan ekonomi di suatu negara ada 8, yaitu :
  1. Sumber Daya Alam
  2. Sumber Daya Manusia
  3. Sumber Daya Modal
  4. Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
  5. Infrastruktur
  6. Situasi Politik
  7. Sosial budaya
  8. Sistem Pemerintahan
    Maka dengan keadaan saat ini, masyarakat lebih menginginkan kerja nyata dari pada hanya sekedar wacana, setidaknya solusi yang mungkin sama² bisa kita lakukan yaitu :
  1. Jika kita aktif di bidang akademik, jangan berhenti update akan informasi dan riset² penting da ter aktual
  2. Jika kita menjadi seorang yang memiliki jiwa eksekutor langsung lapangan, jadilah sosok yang seperti di siratkan oleh surat Al-Asr (berbuat amal soleh, dan saling menasehati akan kebenaran dan kesabaran)
  3. Jika anda seorang yang (mohon maaf) memiliki sifat yang pasif dan malas bergerak, jadilah seorang yang cerdas dalam menangkap informasi dan bijak dalam mengelolanya sehingga tidak muncul kabar² yang tidak pasti muara kebenarannya bagi sekitarnya.
    Jika hal diatas sudah bisa kita laksanakan, maka insyaallah nilai² ekonomi islam melalui para mujahid²nya akan mampu menjadi harapan akan kembali normalnya kondisi perekonomian bangsa Indonesia.
    Berbuatlah amal soleh baik secara individu maupun secara berjaaah yang sudah menjadi tradisi umat islam dalam rangka membantu perekonomian sesamanya terutama di bulan ramadhan ini, saling menasehati antar sesama dalam kebenaran dan kesabaran, maka Ekonom Robbani sebagai eksekutor memiliki peran terhadap keluarganya, keluarganya berdampak terhadap lingkungan sekitarnya, dan jika sudah menjadi rantai kebaikan yang diliputi oleh rasa syukur antar individu dan daerah, tentulah nilai-nilai Ekonomi Islam mampu menjadi harapan come back nya perekonomian di Indonesia setelah berlalunya pandemi ini.(QS. Al-‘Asr). Islam akan tetap menang dengan atau tanpa (kontribusi) kalian, namun kalian tanpa Islam, pasti akan rugi dan hilang tanpa bekas.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *